Anies Baswedan adalah seorang akademisi, aktivis sosial, dan politisi Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Ia pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja di bawah Presiden Joko Widodo, namun dicopot pada tahun 2016. Ia juga dikenal sebagai pendiri gerakan Indonesia Mengajar dan mantan Rektor Universitas Paramadina.
Latar Belakang Keluarga
Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat pada 7 Mei 1969. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Rasyid Baswedan, seorang dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Indonesia, dan Aliyah Rasyid, seorang guru besar dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Negeri Yogyakarta. Ia memiliki dua adik laki-laki, yaitu Abdillah Rasyid Baswedan dan Ridwan Rasyid Baswedan.
Anies Baswedan merupakan cucu dari H. Abdurrahman Baswedan atau dikenal dengan nama A. R. Baswedan. Kakeknya Anies merupakan pahlawan nasional dan dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang Kemerdekaan Indonesia, diplomat, mubaligh, dan sastrawan Indonesia. Ia juga merupakan sepupu dari Novel Baswedan, seorang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang pernah menjadi korban penyiraman air keras.
Anies Baswedan menikah dengan Fery Farhati Ganis pada tahun 1996. Mereka bertemu saat kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat orang anak, yaitu Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, dan Ismail Hakim Baswedan.
Pendidikan dan Karier
Anies Baswedan menempuh pendidikan dasar dan menengah di Yogyakarta. Ia bersekolah di TK Masjid Syuhada, SD Laboratori, SMP Negeri 5 Yogyakarta, dan SMA Negeri 2 Yogyakarta. Sejak kecil, Anies sudah aktif dalam organisasi dan kepemimpinan. Ia pernah membentuk kelompok anak-anak muda di kampungnya saat berusia 12 tahun. Ia juga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS SMA Negeri 2 Yogyakarta dan Ketua OSIS Se-Indonesia.
Anies melanjutkan pendidikan tingginya di UGM dengan mengambil jurusan Teknik Industri. Ia lulus pada tahun 1993 dengan predikat cum laude. Ia kemudian mendapatkan beasiswa Fulbright untuk melanjutkan studinya di Amerika Serikat. Ia meraih gelar Master of Public Policy dari Universitas Maryland pada tahun 1995 dan gelar Doctor of Philosophy dari Northern Illinois University pada tahun 2001 dengan bidang kajian ilmu politik dan pemerintahan.
Anies memulai karier akademisnya sebagai dosen di UGM pada tahun 1995. Ia kemudian pindah ke Universitas Paramadina pada tahun 1998 dan menjadi Rektor pada tahun 2007 hingga 2015. Ia menjadi rektor termuda di Indonesia saat itu dengan usia 38 tahun. Ia juga mengajar sebagai dosen tamu di beberapa universitas luar negeri, seperti Universitas Malaysia Sabah, Universitas Malaya, Universitas Islam Internasional Malaysia, Universitas Chulalongkorn Thailand, Universitas Nasional Singapura, dan Harvard University.
Selain menjadi akademisi, Anies juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Ia menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar pada tahun 2009 yang bertujuan untuk mengirimkan lulusan perguruan tinggi terbaik untuk mengajar di daerah-daerah terpencil selama satu tahun. Ia juga terlibat dalam berbagai organisasi profesional dan non-pemerintah, seperti Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Transparency International Indonesia (TII), The Asia Foundation, dan lain-lain.
Perjalanan Politik
Anies memasuki dunia politik pada tahun 2013 saat ia mengikuti konvensi calon presiden yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat. Ia menjadi salah satu dari 11 kandidat yang bersaing untuk mendapatkan dukungan partai. Namun, ia gagal menjadi pemenang konvensi yang akhirnya dimenangkan oleh Pramono Edhie Wibowo.
Pada tahun 2014, Anies ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja. Ia menjadi menteri termuda kedua dalam kabinet tersebut setelah Susi Pudjiastuti. Sebagai menteri, Anies mengeluarkan beberapa kebijakan kontroversial, seperti moratorium ujian nasional, penghapusan kurikulum 2013, dan pengangkatan guru honorer menjadi pegawai negeri sipil. Ia juga menghadapi berbagai tantangan, seperti kasus korupsi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, protes dari guru dan siswa, dan kritik dari berbagai pihak.
Pada tahun 2016, Anies dicopot dari jabatannya sebagai menteri dalam perombakan kabinet yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Ia digantikan oleh Muhadjir Effendy, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. Anies mengaku tidak menyesal menjadi menteri dan menganggap pengalaman tersebut sebagai pembelajaran.
Setelah tidak menjadi menteri, Anies mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan umum tahun 2017. Ia berpasangan dengan Sandiaga Uno, seorang pengusaha dan politisi dari Partai Gerindra. Mereka diusung oleh koalisi partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mereka bersaing dengan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung oleh koalisi partai PDIP, Golkar, NasDem, Hanura, dan PKPI, serta pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung oleh koalisi partai Demokrat, PAN, PPP, dan PKB.
Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 berlangsung dalam dua putaran. Pada putaran pertama yang dilaksanakan pada 15 Februari 2017, pasangan Anies-Sandi mendapatkan suara sebesar 2.976.689 atau 28,01% dari total suara sah. Mereka berhasil melaju ke putaran kedua bersama dengan pasangan Basuki-Djarot yang mendapatkan suara sebesar 2.364.577 atau 42,99%. Sementara itu, pasangan Agus-Sylviana tersingkir dengan suara sebesar 1.244.145 atau 17,05%.
Pada putaran kedua yang dilaksanakan pada 19 April 2017, pasangan Anies-Sandi berhasil memenangkan pemilihan umum dengan perolehan suara sebesar 4.154.033 atau 57,96% dari total suara sah. Mereka mengalahkan pasangan Basuki-Djarot yang mendapatkan suara sebesar 3.010.355 atau 42,04%. Pemilihan umum ini diwarnai dengan berbagai isu politik, sosial, dan agama yang memecah belah masyarakat Jakarta.
Anies dan Sandi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017 oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Sebagai gubernur, Anies mengeluarkan beberapa kebijakan populer, seperti mengubah sistem sewa rumah susun dari per bulan menjadi per tahun dengan tarif Rp0 bagi warga miskin, membatalkan beberapa proyek reklamasi di Teluk Jakarta yang dinilai merugikan lingkungan dan masyarakat nelayan, membentuk Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang berfungsi sebagai penasihat dan pembantu gubernur dalam merumuskan kebijakan strategis, memfokuskan.